TPST Samtaku Jimbaran Terbakar, Sistem Pengelolaan Sampah Perlu Diperbaiki
Menurut saksi, kebakaran awalnya disebabkan oleh kebakaran yang menghanguskan gudang di kawasan TPST Samtaku Jimbaran, diduga https://treasureofsukabumi.com/ akibat korsleting pada panel listrik. Sekitar 11 kendaraan Dinas Pemadam Kebakaran (DamKar) Badung dari lima stasiun dikerahkan untuk memadamkan api. Namun petugas DamKar belum bisa mengungkap penyebab pasti kebakaran hingga Rabu sore.
“Kebakaran terjadi sekitar pukul setengah empat pagi dan pemadam kebakaran tiba sekitar pukul 7 pagi. “Kadang asap masuk ke rumah saya saat angin bertiup,” kata Kadek, warga sekitar TPST Samtaku Jimbaran, Kamis (18/7).
AZWI, Yayasan Nexus3, PPLH Bali bersama Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bali telah melakukan sosialisasi atas kejadian kebakaran di TPST Samtaku Jimbaran. Mereka meminta pihak berwenang segera melakukan pengusutan menyeluruh penyebab kebakaran, melakukan tindakan preventif untuk mencegah kejadian serupa di TPA/TPST lain, dan mencabut izin operasional TPST Samtaku.
Kebakaran TPST Samtaku Jimbaran patut menjadi pembelajaran khususnya bagi pemerintah. Sejumlah organisasi masyarakat sipil menyatakan tidak ada perhatian terhadap pendidikan prasekolah dan masyarakat sejak pembangunan TPST Samtak dimulai. Sebaliknya, pemerintah membangun fasilitas tanpa memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang cara memilah sampah.
“Saya sebagai warga Bali sangat malu karena TPST ini awalnya seharusnya menjadi model pengelolaan sampah pertama di Bali. “Sudah banyak provinsi lain yang datang untuk memeriksa salinannya, namun ternyata hasilnya belum maksimal,” kata Katur Yudha Hariani, Direktur PPLH Bali, melalui keterangan tertulis, Kamis (18/7).
Menurut AZWI, TPST Samtaku Jimbaran tidak beroperasi lagi mulai Januari 2024. Penutupan pabrik TPST pertama di Kabupaten Badung salah satu penyebabnya adalah kegagalan peralatan yang terus terjadi.
Bahaya Kesehatan Masyarakat
Dampak kebakaran TPST Jimbaran menimbulkan bau, asap dan mengganggu kesehatan warga sekitar. Katur berharap kejadian ini bisa menjadi peringatan bagi pemerintah agar tidak tergoda untuk mengadopsi teknologi tersebut begitu cepat.
Masyarakat di sekitar TPST paling terkena dampak kebakaran. Pembakaran tumpukan sampah plastik menghasilkan asap yang mengandung racun berbahaya dan bersifat karsinogenik bagi kesehatan masyarakat.
Bahan-bahan tersebut antara lain dioksin, furan, PFAS, bahan partikulat (PM2.5, PM10), karbon (CO, CO2, jelaga), logam berat, NOx dan PAH (hidrokarbon aromatik polisiklik). Polutan ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas jangka pendek, pusing, mual dan muntah. Hal ini kemudian meningkatkan risiko jangka panjang terkena kanker paru-paru, gangguan kognitif, dan penyakit jantung.
Senior Advisor Nexus3 Foundation Yuyun Ismawati mengatakan kemasan plastik mengandung bahan kimia beracun yang mengganggu keseimbangan hormon. Karsinogen juga dapat menimbulkan risiko kesehatan bila dibakar atau dibakar, misalnya dalam bentuk pelet atau briket pada bahan bakar yang berasal dari sampah.
Jika bahan kimia berbahaya dan beracun tersebut tersebar di udara, maka dapat meningkatkan risiko kesehatan bagi warga sekitar TPST. Tahun lalu hingga awal April 2024, dua warga yang tinggal di sekitar TPST meninggal karena penyakit kanker. Keadaan diperparah dengan asap produksi bahan bakar dan pembakaran sampah di TPST.
Katur berharap pemerintah kesulitan mengeluarkan izin pemasangan TPST di tengah pemukiman warga. Pemerintah sebaiknya segera melakukan penilaian dan pemantauan terhadap TPST lain di Bali untuk memastikan kejadian serupa tidak terjadi.